Loa loa (Cacing mata)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Nemathelmynthes
Kelas : Nematoda
Order : Spirurida
Superfamili : Filarioidea
Keluarga : Onchocercidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa
Sejarah
Morfologi
Loa loa filariasis (juga dikenal sebagai loaiasis, Calabar swelling, Fugitive swelling, Tropical swelling dan Afrika eyeworm) penyakit mata yang disebabkan oleh cacing nematoda, loa loa.
Gejala klinis
Distribusi geografis loaiasis manusia terbatas pada hutan hujan dan rawa kawasan hutan Afrika Barat, terutama di Kamerun dan di Sungai Ogowe. Manusia adalah satu-satunya reservoir alami. Diperkirakan 12-13 juta manusia terinfeksi larva Loa loa.
Siklus Hidup
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria yang beredar dalam darah diisap oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva infektif dan siap ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia dan dalam waktu 1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan cacing betina dewasa mengeluarkan mikrofilarianya.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah yang diambil pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa di konjungtiva mata ataupun dalam jaringan subkutan
Pengobatan
Prognosis biasanya baik apabila cacing dewasa telah dikeluarkan dari mata dan pengobatan berhasil dengan baik
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Nemathelmynthes
Kelas : Nematoda
Order : Spirurida
Superfamili : Filarioidea
Keluarga : Onchocercidae
Genus : Loa
Spesies : Loa loa
Sejarah
- Kasus pertama infeksi Loa loa tercatat di Karibia (Santo Domingo) pada tahun 1770. Seorang ahli bedah Prancis bernama Mongin mencoba tetapi gagal untuk menghapus cacing yang lewat di mata seorang wanita. Beberapa tahun kemudian, pada 1778, ahli bedah Guyot Francois dapat melakukan pembedahan pada cacing di mata seorang budak dari Afrika Barat pada kapal Prancis ke Amerika.
- Identifikasi microfilaria dibuat pada tahun 1890 oleh Stephen dokter mata McKenzie. Sebuah presentasi klinis umum loiasis, yang diamati pada tahun 1895 di pesisir kota Nigeria maka terciptalah nama Calabar swelling.
- Pengamatan ini dibuat oleh seorang dokter mata Skotlandia bernama Douglas Argyll-Robertson, tetapi hubungan antara Loa loa dan Calabar swelling tidak disadari sampai tahun 1910 (oleh Dr Patrick Manson). Penentuan vektor lalat Chrysops diketahui pada tahun 1912 oleh British parasitologist Robert Thompson Leiper.
- Nama Penyakit : Loa loa filariasis, loaiasis, Calabar swelling(Fugitiveswelling), Tropical swelling dan Afrika eyeworm
- HP: Lalat Crysops silaceae dan C dimidiata
- Daya hidup: 4-17 tahun
- Distribusi: terbatas pada hutan dan tepi hutan di daerah katulistiwa afrika yang sering hujan
Morfologi
- Cacing dewasa hidup dalam jaringan sub kutan,
- betina berukuran 50-70 mm x 0,5 mm
- jantan 30-34 mm x 0,35-0,43 mm. Cacing
- Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari (diurna).
- Pada malam hari mikrofilaria berada dalam pembuluh darah paru-paru.
Loa loa filariasis (juga dikenal sebagai loaiasis, Calabar swelling, Fugitive swelling, Tropical swelling dan Afrika eyeworm) penyakit mata yang disebabkan oleh cacing nematoda, loa loa.
Gejala klinis
- Menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung dengan menimbulkan:
- iritasi pada mata,
- mata sendat, sakit,
- pelupuk mata menjadi bengkak.
- Pembengkakan jaringan yang tidak sakit
- ensefalitis
Distribusi geografis loaiasis manusia terbatas pada hutan hujan dan rawa kawasan hutan Afrika Barat, terutama di Kamerun dan di Sungai Ogowe. Manusia adalah satu-satunya reservoir alami. Diperkirakan 12-13 juta manusia terinfeksi larva Loa loa.
Siklus Hidup
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria yang beredar dalam darah diisap oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva infektif dan siap ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa tumbuh dalam badan manusia dan dalam waktu 1 sampai 4 minggu mulai berkopulasi dan cacing betina dewasa mengeluarkan mikrofilarianya.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah yang diambil pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa di konjungtiva mata ataupun dalam jaringan subkutan
Pengobatan
- Penggunaan dietilkarbamasin (DEC) dosis 2 mg/kgBB/hari, 3 x sehari selama 14 hari
- Pembedahan pada mata
- Menghindari gigitan Lalat
- Pemberian obt-obatan 2 bln sekali
- Jangan sering-sering masuk hutan
Prognosis biasanya baik apabila cacing dewasa telah dikeluarkan dari mata dan pengobatan berhasil dengan baik
2 komentar:
wahh jgn sering" masuk hutan.
Padahal gua anak alam men.
hahaha. kalo masuk hutan, matanya copot taruh dirumah aja gan.
biar aman.
Posting Komentar